Rabu, 03 Februari 2010

Jangan Anggap Salah Dari Kulitnya

Di zaman yang serba salah ini banyak orang yang menganggap dirinya benar diantara yang lainnya dalam hal menilai sebuah tindakan rasional yang dapat mempengaruhi pola kehidupan mereka.

Pernahkah seseorang berfikir dua kali tentang melakukan sesuatu kesalahan yang disadarinya? Kita lihat kesalahan itu, kesalahan yang menurut orang lain salah tapi menurut pemikirannya benar atau kesalahan yang menurut orang lain benar tapi salah dimatanya.

Suatu kesalahan yang menurut orang lain benar tapi menurut seseorang pribadi salah. Kita tahu bahwa apabila orang lain atau kebanyakan orang mengganggap bahwa sesuatu hal atau tindakan itu salah memang pada dasarnya hal itu salah atau tidak patut untuk dilakukan. Kenapa? Orang-orang di luar sana memiliki pemikiran yang dominan benar atau salah karena terdiri dari kumpulan subyek yang berfikir positif, artinya tidak ada masyarakat yang berfikir menggenai melakukan kesepakatan yang buruk atau sikap jahat. Berbeda dengan pemikiran pribadi yang cenderung masih mengikuti hawa nafsu sendiri, apabila kita mrnganggap bahwa kebenaran dari masyarakat di luar sana yang mengeluh-eluhkan kebenaran tapi kita berpendapat bahwa mereka salah berarti ada beberapa yang harus dikoreksi yaitu apakah pendapat anda itu didasarkan atas kemauan anda sediri atau berdasarkan situasi itu sendiri, dan yang kedua yang perlu dikoreksi adalah orang-orang yang memberikan pendapat itu sendiri dari kalangan mana?, atas dasar apa?, serta bagaimana kebudayaan sehari-hari mereka.

Kita ambil contoh saja Free sex, kita sedang membicarakan di lingkup masyarakat Indonesia. Apakah hasil survey dari masyarakat kita dengan memberikan angket kepada mereka dan menyodorkan sebuah pertanyaan “apakah anda setuju dengan free sex?” pasti suara terbanyak akan mengatakan “tidak”, alsannya mudah saja, kalian juga pasti sudah tahu. Free sex merupakan sesuatu yang tabu yang sangat tidak patut untuk dilakukan di negara yang mayoritas beragama Islam ini, itu bertentangan dengan tuntunan pokok dari Islam. Dan itu juga bukan sebuah Custom kita. Apabila seseorang memiliki kelainan pedapat dengan orang-orang tersebut dalam kasus free sex ini berarti seseorang tersebut memiliki alasan yang tidak bisa diterima oleh masyarakat luas, apapun alsannya.

Sebenarnya kebenaran yang hakiki itu tidak bisa dijabarkan melalui kata-kata yang berbentuk teoritis belaka tanpa adanya tindakan kongkrit dan dapat dipertanggung jawabkan. Seperti Matematika, yang merupakan ilmu exsak, dimana setiap perhitungannya, apapun bentuknya hanya akan menghasilkan satu nilai kebenaran yang pasti. Kadang penilaian terhadap hal atau tindakan dapat pula disamakan dengan Matematika tersebut. Kenapa saya mengatakan “kadang”, karena kita juga tidak bisa memukul rata seperti itu, maksudnya segala sesuatu yang terlihat atau diasumsikan salah semuanya harus salah, tentu tidak begitu, kawan. Ok ..Marilah luangkan waktu sejenak dan berfikir sebentar tentang suatu hal salah atau benar, jangan hanya melihat tidakan itu saja, tapi lihatlah di sekililingnya, lihatlah dan pahami tindakan tersebut dilandasi oleh apa?, kenapa bisa seperti itu?.

Kita ambil contoh saja seperti ini. Seorang ibu yang mencuri sembako di pasar dan didapati oleh orang lain di sekitarnya. Kita teliti lebih lanjut situasi seperti itu, baiklah satu hal yang dapat kita tangkap secara tersurat dari kejadian tersebut adalah “mencuri” dan mencuri itu salah, melanggar hukum, bertentangan dengan akidah agama, dan merugikan orang lain yang tentunya tindakan yang sangat tidak terpuji. Itu yang dapat kita pahami secara tersurat dalam kontek tersebut di atas, dan juga pada realitanya. Sekarang kita lihat backgrounya. Kenapa ibu tersebut mencuri?, apa yang melatar belakanginya?. Ibu tersebut tergolong ke dalam golongan masyarakat bawah, hal yang melatarbelakangi dia melakukan hal itu dikarenakan dia memiliki seorang bayi yang mana perlu memberikannya susu ataupun makanan bagi anak tersebut namun, apa daya ibu yang ditinggal suaminya meniggal itu tidak memiliki uang sepeserpun, dan dia memerlukan uang secepatnya.

Bagaimana bila seperti itu, apakan anda dan kalian semua akan tetap menggolongkannya ke dalam seorang pencuri yang patut dihakimi, sama halnya para pencuri yang benar-benar pencuri. Dalam Islam boleh berbohong karena suatu hal, missal untuk melindungi nyawa orang lain. Itu sama juga ibu tersebut yang mempertahankan kehidupan anaknya dengan cara yang dipandang tidak baik.

Jadi kebenaran merupakan suatu tindakan beserta hal-hal yang melingkupinya yang dapat diterima dan dicerna oleh akal sehat masyarakat dengan tujiuan yang mulia dan demi kebaikan bersama, dan bukan tindakan yang terlihat saja.